MOTTO :
“..dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan bahwasanya kepada Tuhanmu-lah kesudahan (segala sesuatu), dan bahwasanya Dia-lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan..” (Q.S An-Najm 53:39-44)
Dalam Fisika, KERJA (W)dirumuskan sebagai besarnya GAYA (F) yang dikenakan dalam suatu objek dikalikan dengan GERAK (S) objek tersebut pada arah gaya yang bekerja.
W= F x S
Apabila GAYA=0 dan atau GERAK=0, maka KERJA=0. Intinya: “TIDAK ADA KERJA TANPA HASIL YANG NYATA”.
Pada tingkat sosial, pekerjaan telah menjadi status yang amat penting.
Pengangguran dianggap sebagai penyakit masyarakat dan merupakan cela yang harus dikoreksi dalam suatu sistem ekonomi.
Pekerjaan bahkan telah menjadi identitas pribadi yang lebih penting daripada identitas psikis dan spiritual seseorang.
Abraham Maslow, dalam teori Hierarchy Of Needs (Piramida Kebutuhan)-nya, menjelaskan bahwa pada dasarnya manusia memiliki 5 kebutuhan dasar dalam hidup meliputi:
- Kebutuhan Fisiologis.
- Kebutuhan Keamanan.
- Kebutuhan untuk Dicintai.
- Kebutuhan untuk Dihargai,dan
- Kebutuhan untuk Aktualisasi Diri.
Kebutuhan Fisiologis :Breathing, food, wate, sleep, homeostasis, excretion.
Safety : security of body, of employment, of resources, of morality, of the family, of health, of property.
Love and belonging : friendship, family, sexual intimacy.
Esteem : self-esteem, confidence, achievement, respect of others, respect by others.
Self Actualization : morality, creativity, spontanity, problem solving, lack of prejudice, accepting of facts.
Semua kebutuhan diatas juga merupakan motif manusia untuk bekerja.
—***—
II. Apa itu Etos Kerja?
Menurut kamus Websters (2003), Etos berarti guiding beliefs of a person, group or institution. Sedangkan menurut The New Oxford Dictionary (2005), the characteristic spirit of a culture, era, or community as manifested in its attitudes and aspirations.
Mengutip dari Jansen Sinamo dalam buku 8 ETOS KERJA PROFESIONAL (2005), etos kerja profesional adalah seperangkat perilaku kerja positif yang berakar pada kesadaran yang kental, keyakinan yang fundamental, disertai komitmen yang total pada paradigma kerja yang integral.
Kenapa harus memiliki etos kerja?
Pada dasarnya, manusia memiliki apa yang disebut gharizah (naluri) untuk mencapai suatu kenikmatan.
Tujuan bekerja sendiri pun dalam rangka mencapai kebutuhan akan kenikmatan sesuai piramida Maslow diatas.
Namun dalam rangka pencapaian tujuan tersebut terkadang manusia melakukan hal-hal yang bertentangan dengan agama, moral & hukum disaat bekerja, inilah cikal bakal hancurnya perekonomian Indonesia yang mencapai puncaknya saat krisis moneter 1998 lalu dengan trias Korupsi,Kolusi,& Nepotisme (KKN).
Fenomena ini telah dijelaskan oleh Sigmund Freud dalam teori Psikoanalisis-nya dengan trias Id,Ego,&SuperEgo.
Id merupakan insting primitif alamiah manusia yang bertujuan untuk mencapai suatu kebutuhan akan kenikmatan.
Ego merupakan bakat kognitif manusia untuk menyusun rencana dalam rangka mendapatkan Id.
Sedangkan SuperEgo sendiri merupakan fase terakhir manusia untuk mempertimbangkan rencana-rencana tadi dengan tinjauan-tinjauan agama,moral, dan hukum yang berlaku sebelum melakukan tindakan psikomotorik untuk memperoleh Id.
Apabila Ego dan SuperEgo ini tidak terbentuk, maka manusia yang seperti ini dapat menjadi penderita Antisocial Personality Disorder (Gangguan Kepribadian Antisosial).
Lalu apa saja komponen-komponen Etos kerja itu? Ada delapan (8) komponen dalam etos kerja, komponen-komponen tersebut antara lain:
- KERJA ADALAH RAHMAT : “Aku Bekerja Tulus Penuh Syukur”.
- KERJA ADALAH AMANAH : “Aku Bekerja Benar Penuh Tanggung Jawab”.
- KERJA ADALAH PANGGILAN : “Aku Bekerja Tuntas Penuh Integritas”.
- KERJA ADALAH AKTUALISASI :”Aku Bekerja Keras Penuh Semangat”.
- KERJA ADALAH IBADAH : “Aku Bekerja Tulus Penuh Kecintaan”.
- KERJA ADALAH SENI : “Aku Bekerja Cerdas Penuh Kreativitas”.
- KERJA ADALAH KEHORMATAN : “Aku Bekerja Tekun Penuh Keunggulan”.
- KERJA ADALAH PELAYANAN:”Aku Bekerja Paripurna Penuh Kerendahan Hati”.
Diakhir Bab ini, sedikit ilustrasi dalam buku CULTURE MATTERS yang ditulis oleh Samuel Huntington (1997) tentang KOREA SELATAN & GHANA.
” Pada permulaan 1960-an data-data ekonomi Korea Selatan & Ghana nyaris sama, GNP kedua negara relatif tidak berbeda dan tingkat kesejahteraan rakyatnya juga hampir sama. Tetapi 30 tahun kemudian keadaan tersebut berubah drastis. Kondisi kedua negara berbeda bagai bumi dan langit. Korea Selatan berkembang menjadi raksasa industri, termasuk dalam 14 negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di duna, memiliki banyak perusahaan multinasional, eksportir otomotif, elektronik, dan produk-produk manufaktur lainnya, sedangkan Ghana tetap di tempat sebagai negara miskin.”
Satu-satunya alasan hal ini bisa terjadi adalah perbedaan budaya. Dengan kata lain ETOS, Etos yang tumbuh di Korea Selatan adalah KERJA KERAS, DISIPLIN, BERHEMAT, MENABUNG & MENGUTAMAKAN PENDIDIKAN.
No comments:
Post a Comment